Mempengaruhi Perilaku
Dalam keseharian, kita sering secara sadar ataupun tidak, membujuk atau memerintah orang lain agar ia mengerjakan yang kita suruh,seperti menyuruh berhenti merokok, orang tua yang menyuruh anaknya agar tidak pulang malam atau pun belajar. Namun sebagian besar alasan kita untuk merubah orang lain adalah karena ego dan keinginan pribadi yang sifatnya jangka pendek.
Hal-hal tersebut dapat dikatakan merupakan suatu sikap untuk mempengaruhi perilaku seseorang, baik itu merubah perilaku ataupun membentuk perilaku itu sendiri.
Sebelum kita bahas lebih jauh tentang mempengaruhi perilaku, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai devinisi mempengaruhi perilaku itu sendiri.
Devinisi mempengaruhi perilaku itu dapat dilihat dari 3 aspek pembahasan dalam mempengaruhi perilaku yaitu :
1. Adanya komunikasi, dimana komunikasi adalah alat utama untuk mempengaruhi perubahan perilaku. yang tadinya tidak ada di daftar belanjaan, karena liat ada diskon maka jadi dibeli.
2. Konsep tentang hubungan yaitu jarak antara dua anggota merupakan daerah yang kita namakan hubungan-hubungan pengaruh lebih merupakan proses yang bersifat emosional ketimbang rasional.
Contohnya: Dosen mempengaruhi mahasiswa untuk membuat tugas maka mau tidak mau mahasiswa harus menuruti perintah dosen, karena ada ketergantungan dengan nilai yang akan ia dapatkan.
Nah, sekarang untuk lebih jelas lagi mari kita bahas sedikit-demi sedikit hal-hal atau teori apa saja yang berkaitan dengan mempengaruhi perilaku.
Menurut Badudu dan Zein (1994, 1031), pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi, sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain, dan tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain.
Sehingga mempengaruhi perilaku adalah suatu cara kita untuk membujuk atau memerintahkan seseorang agar ia mau menuruti kehendak kita.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang
Faktor Genetik atau Faktor Endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain:
a. Jenis Ras
Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik saling berbeda satu dengan yang lainnya.
Tiga kelompok ras terbesar, yaitu:
(1). Ras kulit putih atau ras Kaukasia.
Ciri-ciri fisik : Warna kulit putih, bermata biru, berambut pirang.
Perilaku yang dominan : Terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
(2).Ras kulit hitam atau ras Negroid.
Ciri-ciri fisik : Berkulit hitam, berambut keriting, dan bermata hitam.
Perilaku yang dominan : Keramah tamahan, suka gotong royong, tertutup, dan senang dengan upacara ritual.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria di sebut maskulin sedangkan perilaku wanita di sebut feminim.
c. Sifat Fisik
Kalau kita amati perilaku individu berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
d. Sifat Kepribadian
Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Maramis (1999) adalah “keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya”
e. Bakat Pembawaan
Bakat menurut Notoatmodjo (1997) yang mengutip pendapat William B. Micheel (1960) adalah : “kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenal hal tersebut”. Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.
f. Intelegensi
Menurut Terman intelegensi adalah : “kemampuan untuk berfikir abstrak” (Sukardi, 1997). Sedangkan Ebbieghous mendefenisikan intelegensi adalah “kemampuan untuk membuat kombinasi” (Notoatmodjo, 1997). Dari batasan terebut dapat dikatakan bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu, kita kenal ada individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.
Menurut Ary Ginanjar Agustian – pengarang buku ESQ – membuat daftar yang bagus tentang faktor-faktor internal yang bisa mempengaruhi bagaimana seseorang melihat kondisi dan menyikapi hal tertentu. Hal-hal tersebut antara lain adalah :
1. Prasangka.
Baik dan buruk suatu prasangka akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan akhirnya perilaku atau tindakan yang kita ambil.
2. Prinsip-prinsip hidup.
Apakah itu merupakan pencerahan sendiri ataupun merupakan replikasi dari contoh-contoh tertentu, biasanya akan sangat berpengaruh terhadap bagaimana seorang
3. Pengalaman.
Orang-orangtua di organisasi biasanya lebih sering berkata “dulu kita akan begini” atau “yang lalu biasanya begini” pada saat ada perubahan.
4. Kepentingan dan Prioritas.
Kebutuhan seseorang akan sesuatu, terutama yang mendesak untuk didapatkannya akan sangat mempengaruhi bagaimana dia bertindak.
5. Sudut Pandang.
Kadang-kadang satu hal bisa tidak sama dilihat dari berbagai sudut pandang. Tergantung bagaimana, dimana, kondisi tertentu kita melihat suatu perilaku akan mempengaruhi bagaimana suatu kejadian kita interpretasikan.
6. Pembanding.
Seorang dengan tinggi badan 165cm bisa disebut pendek bila berada di sebelah orang yang tingginya 185. Tapi di sebelah orang-orang yang tingginya 135 dia akan terlihat jangkung.
7. Literatur.
Pengetahuan dan bahan bacaan sangat mempengaruhi bagaimana kita bisa terekspos oleh hal lain.
Nah bagaimana kita bisa menerapkan senjata-senjata dan melihat faktor-faktor yang mungkin dianut atau dimiliki oleh seseorang, sekelompok atau dalam suatu organisasi akan sangat menentukan bagaimana kita bisa memberikan pengaruh dan membuat orang lain bertindak lebih sesuai dengan yang kita inginkan.
Berikut ini merupakan contoh kasus tentang mempengaruhi perilaku seseorang :
Games Online Ternyata Dapat Mempengaruhi Perilaku Seseorang
Saat ini banyak orang yang terpengaruh oleh pesatnya perkembangan zaman dan teknologi. Dari mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa pun ikutan terpengaruh.
Misalnya anak-anak terpengaruh oleh games online, remaja atau dewasa terpengaruh oleh facebook dan ada juga yang suka games online. Kalau sudah bermain sampai-sampai lupa segalanya dari sekolah, pekerjaan, makan, tidur, ibadah dan sebagainya.
Seperti yang saya perhatikan dari tingkah laku teman sebaya saya yang sudah keranjingan games online. Hal yang paling terlihat dari perubahan perilakunya adalah yang tadinya dia sabar menjadi mudah emosional, yang tadinya rajin menjadi bermalas-malasan. Sehingga tidak jarang tugas-tugas yang diberikan kepadanya menjadi terbengkalai dengan alasan lupa, dsb.
Pengertian Internet itu sendiri adalah jaringan informasi yang sangat besar. Banyaknya informasi untuk dikonsumsi, sementara terlalu sedikit waktu yang tersedia menjadikan pengguna internet belajar untuk menyaring pengalaman berinternet mereka dengan menggunakan mesin pencari (search engine), RSS feed, dan situs-situs social media.
Mencari informasi atau hiburan dengan memonitor berbagai saluran.yang memudahkan kita untuk melihat beragam atau bermacam-macam informasi dari berita sampai bermain seperti games online.
Internet pun membuat kita menjadi terpengaruh atau merubah perilaku kita baik negative ataupun positif.
Dampak negatif dari internet tersebut contohnya dari games online, menjadikan “penggemarnya” malas mandi, belajar, sekolah atau kuliah karena terlalu asik di depan komputer, yang terpenting hanya bermain, dan tidak ingat waktu. Baginya yang terpenting hanya bermain, tidak ingat makan, lupa ibadah (baik solat ataupun berdoa).
Meski demikian ternyata masih dapat kita temukan dampak positifnya yaitu menjadikan kita sebagai orang yang bisa teknologi, atau mungkin dengan bermain kita menjadi terinspirasi untuk membuat games, melatih kita untuk berfikir kreatif, imajenatif, serta membuat kita cepat dalam mengambil keputusan.
Walaupun ternyata lebih banyak dampak negatifnya dari pada positifnya, para pengguna games online harus mempunyai batasan-batasan sendiri untuk mengontrol dirinya agar dirinya tidak mudah dirubah oleh hal-hal yang bersifat negatif.
Dari kasus di atas dapat kita simpulkan bahwa kecenderungan seseorang untuk bermain games online ternyata dapat mempengaruhi perilakunya. Karena bermain games online memiliki dampak baik positif maupun negatifnya.
Beberapa faktor lain yang dapat merubah perilaku :
1. Sikap yaitu suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
Contohnya: sikap seseorang yang menggemari situs games online.
2. Norma sosial yaitu pengaruh tekanan sosial.
Contonya : seseorang dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi agar tidak dianggap ketinggala jaman.
3. Kontrol perilaku pribadi yaitu kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Contohnya : agar perilaku kita tidak mudah terbawa arus globalisasi yang negatif, kita harus mempunyai kontrol terhadap diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar