Sistem Manusia – Mesin
Sistem manusia-mesin berkaitan dengan penggunaan mesin untuk membantu peningkatan produktifitas kerja manusia. Dalam banyak hal, teknologi baru telah menyiapkan mesin-mesin secara sempurna untuk menggantikan pekerjaan menusia. Akan tetapi, teknologi baru tersebut juga membawa suatu integritas yang lebih baik antara manusia dengan mesin, salah satu contohnya adalah display digital dan grafik yang lebih mudah dipahami serta kontrol-kontrol yang membutuhkan lebih sedikit usaha daripada sebelumnya.
Dalam sistem manusia-mesin terdapat dua interfensi penting dimana ergonomilah yang memegang peranan penting didalam hubungan tersebut. Interfence pertama adalah display yang dapat menghubungkan kondisi mesin pada manusia, lalu interfance kedua adalah kontrol, dimana manusia dapat menyesuaikan respon dengan feedback yang diperoleh dari display tadi. Jadi, antara display dan kontrol harus terdapat interaksi yang saling menyesuaikan.
Ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik; yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan nyaman.
Sistem kerja di sini dimaksudkan sistem hubungan manusia-mesin (teknologi) yang dipertimbangkan sebagai sistem yang terpadu. Kalau di saat yang lalu perancangan mesin semata-mata ditekankan pada kemampuannya untuk berproduksi semata dengan atau sedikit sekali memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan elemen manusia maka sekarang dengan ergonomi proses perancangan mesin akan memperhatikan aspek-aspek manusia dalam interaksinya dengan mesin secara lebih baik lagi. Dengan kata lain di sini manusia tidak lagi harus menyesuaikan dirinya dengan mesin yang dioperasikan melainkan sebaliknya, mesin dirancang dengan terlebih dulu memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikannya.
Hubungan Sistem Manusia-Mesin
1. Sistem manusia-mesin hubungan manual (manual machine).
Dalam sistem input akan langsung ditransformasikan oleh manusia menjadi output. Disini manusia memegang kendali secara penuh didalam melaksanakan aktivitasnya, peralatan kerja yang ada hanyalah sekedar menambah kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
2. Sistem manusia semi otomatis (semi outomatic machine system).
Tidak seperti halnya pada manual sistem, mekanisme khusus yang akan mengolah input atau informasi dari luar sebelum masuk ke dalam sistem kerja manusia dan demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia akan diolah atau dikontrol lebih dahulu melewati suatu mekanisme tertentu sebelum suatu output berhasil diproses.
3. Sistem manusia-mesin hubungan otomatis (automatic man machine system).
Disini mesin akan melaksanakan dua fungsi sekaligus yaitu menerima rangsangan dari luar dan pengendalian aktivitas seperti umumnya dijumpai dalam prosedur kerja yang normal. Fungsi operator disini hanyalah memonitor dan menjaga agar mesin tetap bekerja dengan baik serta memasukkan data atau mengganti dengan program baru apabila diperlukan.
Contoh hubungan mesin dengan manusia sudah seringkali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti misalnya penggunaan kalkulator dalam operasi perhitungan. Dahulu kita menghitung secara manual, mungkin untuk perhitungan sederhana hal itu masih memungkinkan, namun akan sangat memakan waktu untuk operasi perhitungan yang lebih rumit. Namun kini sudah ada kalkulator yang memudahkan kita dalam melakukan operasi perhitungan. Untuk perhitungan yang rumit pun kini kita sudah bisa mengerjakannya dengan lebih mudah dan tentunya lebih efektif dan efisien.
Contoh lain misalnya dalam industri pembuatan kertas. Di sana terdapat berbagai jenis mesin seperti mesin penghancur kayu, mesin pembuat bubur kertas, mesin pewarna kertas, mesin pengering, sampai mesin pemotong kertas. Apa jadinya bila salah satu mesin tersebut didesain tanpa adanya ilmu ergonomi? Misalnya, pada mesin pengering yang tidak didesain dengan baik, sehingga pekerja yang menangani mesin tersebut tak tahu pada suhu berapa mesin tersebut bekerja. Mesin pengering yang seharusnya bekerja pada suhu 1000C malah diset pada suhu 2000C, sehingga kertas jadi terbakar. Tentunya hal yang kecil ini – tidak adanya indikator suhu pada mesin pengering – dapat menimbulkan efek domino dalam keseluruhan industri pembuatan kertas.
Tujuan pokok ergonomi adalah terciptanya desain sistem manusia-mesin yang terpadu sehingga efektivitas dan efisiensi kerja bisa tercapai secara optimal. Pendekatan agro ergonomi menekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia, secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem menusia mesin yang integral. Dengan demikian pendekatan ergonomi akan mampu menimbulkan functional effectiveness dan kenikmatan-kenikmatan pemakai dari peralatan fasilitas maupun lingkungan kerja yang dirancang.